Gambaran klinis abses
subkutan. Pembuatan insisi pada abses subkutan, penggunaan hemostat dan
pemasangan drain (Fragiskos, 2007)
Tindakan insisi pada kasus abses
rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi odontogen dapat dilakukan
dengan tehnik insisi ekstra oral maupun intra oral, tergantung dari
jenis dan anatomi absesnya. Penempatan insisi untuk drainase ekstra oral
infeksi kepala leher harus melihat lipatan alami kulit dari garis
Langer yaitu ditempatkan sejajar dengan ketegangan kulit. Insisi yang
menyilang garis Langer dari kulit bersifat tidak menguntungkan dan
mengakibatkan penyembuhan yang secara kosmetik jelek. Beberapa kasus
infeksi odontogen yang membutuhkan insisi ekstraoral tersebut
antara lain : abses subkutan, abses bukal, abses mental, abses
submental, abses submandibular, abses pharingeal lateral, abses
retrofaringeal, abses spasium parotis, plegmon, dan angina ludwig. Oleh sebab itu, pengetahuan yang seksama oleh dokter gigi mengenai anatomi fascial dan leher sangat penting.
Definisi Insisi dan Drainase
Perawatan pada abses pada prinsipnya
adalah insisi dan drainase. Insisi adalah pembuatan jalan keluar nanah
secara bedah (dengan scapel). Insisi drainase merupakan tindakan
membuang materi purulent yang toksik, sehingga mengurangi tekanan pada
jaringan, memudahkan suplai darah yang mengandung antibiotik dan elemen
pertahanan tubuh serta meningkatkan kadar oksigen di daerah infeksi
(Hambali, 2008).
Drainase adalah tindakan eksplorasi pada fascial space
yang terlibat untuk mengeluarkan nanah dari dalam jaringan, biasanya
dengan menggunakan hemostat. untuk mempertahankan drainase dari pus
perlu dilakukan pemasangan drain, misalnya dengan rubber drain atau penrose drain, untuk mencegah menutupnya luka insisi sebelum drainase pus tuntas (Lopez-Piriz et al., 2007).
Tujuan Insisi dan Drainase
Tujuan dari tindakan insisi dan drainase,
yaitu mencegah terjadinya perluasan abses/infeksi ke jaringan lain,
mengurangi rasa sakit, menurunkan jumlah populasi mikroba beserta
toksinnya, memperbaiki vaskularisasi jaringan (karena pada daerah abses
vakularisasi jaringan biasanya jelek) sehingga tubuh lebih mampu
menanggulangi infeksi yang ada dan pemberian antibiotik lebih efektif,
dan mencegah terjadinya jaringan parut akibat drainase spontan dari
abses. Selain itu, drainase dapat juga dilakukan dengan melakukan open
bur dan ekstirpasi jarngan pulpa nekrotik, atau dengan pencabutan gigi
penyebab (Topazian et al, 1994).
Tehnik Insisi dan Drainase
Insisi dan drainase biasanya merupakan
prosedur bedah yang sederhana. Pengetahuan tentang anatomi wajah dan
leher diperlukan untuk melakukan drainase yang tepat pada abses yang
lebih dalam. Abses seharusnya dikeluarkan bila ada fluktuasi, sebelum
pecah dan pusnya keluar. Insisi dan drainase adalah perawatan yang
terbaik pada abses (Topazian et al, 1994).
Insisi tajam yang cepat pada mukosa oral
yang berdekatan dengan tulang alveolar biasanya cukup untuk menghasilkan
pengeluaran pus yang banyak, sebuah ungkapan abad ke-18 dan 19 yang
berupa deskriptif dan seruan. Ahli bedah yang dapat membuat relief
instan dan dapat sembuh dengan pengeluaran pus dari abses patut dipuji
dan oleh sebab itu lebih dikenal daripada teman sejawat yang kurang
terampil yang menginsisi sebelum waktunya atau pada tempat yang salah
(Peterson, 2003).
Prinsip berikut ini harus digunakan bila memungkinkan pada saat melakukan insisi dan drainase adalah sebagai berikut (Topazian et al., 1994; Peterson, 2003; Odell, 2004).
- Melakukan insisi pada kulit dan mukosa yang sehat. Insisi yang
ditempatkan pada sisi fluktuasi maksimum di mana jaringannya nekrotik
atau mulai perforasi dapat menyebabkan kerutan, jaringan parut yang
tidak estetis (Gambar 1)
Penempatan insisi untuk drainase ekstraoral infeksi kepala
leher. Insisi pada titik-titik berikut ini digunakan untuk drainase
infeksi pada spasium yang terindikasi: superficial dan deep temporal,
submasseteric, submandibular, submental, sublingual, pterygomandibular,
retropharyngeal, lateral pharyngeal, retropharyngeal (Peterson, 2003)
- Tempatkan insisi pada daerah yang dapat diterima secara estetis,
seperti di bawah bayangan rahang atau pada lipatan kulit alami (Gambar
2).
Garis
Langer wajah. Laserasi yang menyilang garis Langer dari kulit bersifat
tidak menguntungkan dan mengakibatkan penyembuhan yang secara kosmetik
jelek. Insisi bagian fasia ditempatkan sejajar dengan ketegangan kulit. (Pedersen, 1996).
- Apabila memungkinkan tempatkan insisi pada posisi yang bebas agar drainase sesuai dengan gravitasi.
- Lakukan pemotongan tumpul, dengan clamp bedah rapat atau
jari, sampai ke jaringan paling bawah dan jalajahi seluruh bagian
kavitas abses dengan perlahan-lahan sehingga daerah kompartemen pus
terganggu dan dapat diekskavasi. Perluas pemotongan ke akar gigi yang
bertanggung jawab terhadap infeksi
- Tempatkan drain (lateks steril atau catheter) dan stabilkan dengan jahitan.
- Pertimbangkan penggunaan drain tembus bilateral, infeksi ruang submandibula.
- Jangan tinggalkan drain pada tempatnya lebih dari waktu yang
ditentukan; lepaskan drain apabila drainase sudah minimal. Adanya drain
dapat mengeluarkan eksudat dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya
bakteri penyerbu sekunder.
- Bersihkan tepi luka setiap hari dalam keadaan steril untuk membersihkan bekuan darah dan debris.
Pengetahuan yang seksama mengenai anatomi
fascial dan leher sangat penting untuk drain yang tepat pada abses yang
dalam, tetapi abses yang membatasi daerah dentoalveolar menunjukkan
batas anatomi yang tidak jelas bagi ahli bedah. Hanya mukosa yang tipis
dan menonjol yang memisahkan scalpel dari infeksi. Idealnya,
abses harus didrain ketika ada fluktuasi sebelum ada ruptur dan drainase
spontan. Insisi dan drainase paling bagus dilakukan pada saat ada tanda
awal dari “pematangan” abses ini, meskipun drainase pembedahan juga
efektif, sebelum adanya perkembangan klasik fluktuasi (Peterson, 2003).
Teknik insisi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Peterson, 2003).
(1) Aplikasi larutan antiseptik sebelum insisi.
(2) Anestesi dilakukan pada daerah sekitar drainase abses yang akan dilakukan dengan anestesi infiltrasi.
(3) Untuk mencegah penyebaran mikroba ke jaringan sekitarnya maka direncanakan insisi :
- Menghindari duktus (Wharton, Stensen) dan pembuluh darah besar.
- Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian superfisial
pada titik terendah akumulasi untuk menghindari sakit dan pengeluaran
pus sesuai gravitasi.
- Jika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik secara estetik, jika memungkinkan dilakukan secara intraoral.
- Insisi dan drainase abses harus dilakukan pada saat yang tepat, saat fluktuasi positif.
(4) Drainase abses diawali dengan
hemostat dimasukkan ke dalam rongga abses dengan ujung tertutup, lakukan
eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan unjung terbuka. Bersamaan
dengan eksplorasi, dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran
pus.
(5) Penembatan drain karet di dalam
rongga abses dan distabilasi dengan jahitan pada salah satu tepi insisi
untuk menjaga insisi menutup dan drainase.
(6) Pencabutan gigi penyebab secepatnya.
copyright:dentistalit@yahoo.co.id