Selasa, 10 Januari 2017

Antara Gigi dan Wajah

Ybhm2xvgbgsrvcvgm0cj


Memiliki wajah yang segar dan cerah merupakan dambaan dari setiap manusia. Tidak hanya wanita, para pria pun menginginkan wajah yang cerah, tidak kusam, dan selalu segar. Berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan kesegaran wajah seperti menjaga kebersihan wajah, menggunakan produk-produk perawatan wajah, pergi ke klinik kecantikan atau salon, hingga menjaga asupan nutrisi dengan menambah suplemen-suplemen tertentu yang bermanfaat untuk regenerasi sel-sel kulit wajah yang sudah rusak atau mati.

Lalu apa hubungannya gigi dengan kesegaran wajah?

Kita pasti sudah sepakat kalau gigi merupakan salah satu organ tubuh yang penting dalam kehidupan manusia. Gigi merupakan alat pencernaan pertama yang bertemu dengan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita. Makanan pertama kali diolah dan di bentuk sedemikian rupa oleh gigi-gigi kita agar siap untuk diproses di tahap selanjutnya oleh organ tubuh manusia yang lain.

Gigi Tidak Beraturan

Untuk dapat menghasilkan olahan makanan yang baik, gigi-geligi juga harus dalam kondisi yang baik. Gigi yang bersusun secara tidak beraturan akan berdampak pada kualitas hasil olahan makanan yang kita makan. Beberapa kondisi gigi yang tidak beraturan diantaranya:

1. Gigi Berjejal (Crowded)

Gigi berjejal atau bertumpuk disebabkan karena ruangan yang tidak mencukupi untuk tempat gigi-gigi yang tumbuh (erupsi). Hal ini bisa disebabkan ukuran rahang yang tidak sesuai dengan ukuran gigi-gigi, atau karena pada masa pertumbuhan periode gigi campuran antara gigi susu dan gigi tetap (mixed dentition), terjadi persistensi (terlambat tanggal/dicabut) saat benih gigi tetap sudah siap keluar. Hal ini menandakan pentingnya untuk memeriksakan kondisi gigi-gigi sejak dini. American Dental Association menganjurkan untuk memeriksakan kondisi susunan gigi-geligi sejak usia 7 tahun. (Sumber : American Association of Orthodontists, https://www.mylifemysmile.org/)

Gigi berjejal akan mengakibatkan makanan yang kita makan tidak dikunyah (diolah) dengan sempurna. Hal ini mengakibatkan nutrisi yang kita peroleh tidak akan terserap dengan baik oleh tubuh kita, termasuk nutrisi yang bermanfaat untuk regenerasi
U7mdnmsxoduziw0n2nma Source: Pasien Pribadi
Selain itu, gigi berjejal akan mengakibatkan sisa-sisa dari makanan yang kita makan mudah terselip atau “nyangkut” di sela-sela gigi yang berjejal tersebut. Hal ini akan menjadikan bakteri tumbuh dengan subur di daerah-daerah gigi yang berjejal karena biasanya di daerah tersebut sulit untuk dibersihkan dengan sikat gigi saja. Akhirnya, gigi-gigi kita mudah mengalami karies (berlubang), dan bisa menimbulkan bau tidak sedap.
Kondisi-kondisi ini pun akan membuat “mood” kita dan orang sekitar kita menjadi terganggu. Wajah kita pun akan terlihat tidak segar karena hal ini terlebih jika kondisi yang berjejal ini mengganggu penampilan dan rasa percaya diri kita. (Sumber: http://www.naturalnews.com/041391_braces_tooth_decay_malnutrition.html)

2. Gigi Jarang (Diastema)

Susunan gigi yang terlihat jarang-jarang atau terdapat ruangan yang cukup terlihat diantara gigi-gigi dinamakan Diastema. Hal ini disebabkan karena banyak hal, diantaranya apabila terdapat kehilangan gigi (pernah ada gigi yang dicabut), lalu tidak segera diganti dengan gigi tiruan. Diastema juga bisa disebabkan karena adanya gigi yang berlubang besar sehingga terjadi pergeseran dari gigi-gigi di sebelahnya. Penyebab lain dari diastema bisa disebabkan ukuran rahang yang tidak sesuai dengan ukuran gigi-gigi.

Diastema dapat menyebabkan beberapa gangguan pencernaan, diantaranya mudah tersangkutnya makanan di ruang antara gigi tersebut. Diastema juga dapat mengakibatkan gangguan penampilan dan rasa percaya diri.
Wa0cfzysbkttfhacpqiq Source: Pasien Pribadi
Cnphb0gkkx3fetrmmitc Source: (c) Handbook of Orthodontics, Cobourne, Martyn T., DiBiase, Andrew T., Mosby, 2009

3. Susunan gigi yang tidak simetris

Keharmonisan susunan gigi-gigi baik masing-masing rahang atau antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah sangat penting untuk menunjang penampilan wajah kita. Apabila hubungan gigi-gigi rahang atas dan bawah tidak sempurna (tidak ber oklusi dengan sempurna), bisa menimbulkan gangguan pencernaan, gangguan sendi rahang (sendi temporo mandibular/TMJ), dan asimetris wajah (wajah jadi tidak seimbang/tidak simetris).

Susunan gigi depan yang tidak simetris juga akan membuat wajah terlihat tidak seimbang atau terlihat miring. Hal ini akan menimbulkan gangguan penampilan kita.
Ybhm2xvgbgsrvcvgm0cj 
Cqptb5rlxkyeq1bikd5t Source: Esthetics and Biomechanics in Orthodontics, Nanda, Ravindra, Elsevier Saunders, 2015
 
Selain ketiga hal diatas, ada beberapa jenis lain dari ketidak beraturan susunan gigi-geligi. Akibat-akibat lain yang sedang banyak dibicarakan di negara-negara maju diantaranya gangguan pernapasan (airway problem) dan gangguan tidur (obstructive sleep apnoea) akibat kondisi gigi yang tidak beraturan. Apabila seseorang mengalami salah satu dari kedua gangguan tersebut, otomatis kualitas hidupnya akan terganggu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kondisi gigi berjejal atau pernah mengalami kehilangan gigi akan mengalami penyempitan pada rahangnya. Hal ini akan menyebabkan lidah terdesak ke belakang dan ruangan di rongga mulut seolah-olah mengecil.

Udara (oksigen) yang masuk ke dalam tubuh kita pun akan terhambat. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya snoring atau mendengkur saat tidur. Gangguan pernapasan seperti ini akan menimbulkan gangguan tidur, yang akhirnya menurunkan kualitas hidup kita karena kurangnya suplai oksigen, nutrisi, serta kurang baiknya kualitas tidur kita. Hal ini tentu saja berpengaruh pada kesegaran wajah kita seharihari. (Victor Lyle D, 1999)

Penanggulangan:

Apabila anda mengalami kondisi-kondisi seperti diatas, langkah terbaik adalah segera periksakan gigi anda ke dokter gigi. Berbagai perawatan yang bisa dilakukan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang dialami. Apabila gigi kita berlubang, maka akan dilakukan penambalan atau perawatan endodontik (perawatan saluran akar). Apabila kehilangan gigi, maka akan dianjurkan untuk membuat gigi tiruan baik lepasan maupun cekat (bridge atau implant).

Untuk kondisi gigi berjejal, diastema, dan gangguan oklusi maka yang terbaik adalah melakukan perawatan orthodonti baik dengan alat lepasan (kawat atau clear aligner) ataupun alat cekat/permanen seperti bracket/behel. Sebelum perawatan dilakukan, dokter gigi akan melakukan prosedur-prosedur pemeriksaan sehingga pemilihan rencana perawatan dapat dilakukan dengan tepat dan efektif.

Di Tulis Oleh : dr. Ari Harsoputranto

Dokter Gigi di Brawijaya Clinic Buah Batu Bandung, Indonesia

Consulting Clinical Hypnotherapist (NGH USA)

Certified Hypnotist and Instructor (IBH Indonesia)

Neuro Linguistic Programme Coach (NCA Indonesia)

Course Coordinator di Excellence in Orthodontics and Dentofacial Orthopaedics (Sydney, Australia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar